Minggu, 02 Desember 2012

Visi Misi Indonesia Sehat 2015

I. Dasar Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan
I.I Dasar Pembangunan Kesehatan
Landasan idiil pembangunan nasional adalah Pancasila, sedangkan landasan konstitusionaladalah Undang-undang Dasar 1945.Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,. DalamUndang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalahkeadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. Sedangkan dalam Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO)tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginyaadalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat social ekonominya.Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran atau aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir atau bertindak dalam pembangunan kesehatan. Dasar-dasar inimerupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan strategi serta petunjuk pokok pelaksanaanpembangunan kesehatan secara nasional yang meliputi:1. Dasar PrikemanusiaanSetiap upaya kesehatan harus berlandaskan prikemanusiaan yang dijiwai, digerakkandikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga kesehatanperlu berbudi luhur dan memegang teguh etika profesi.2. Dasar Pemberdayaan dan KemandirianSetiap orang dan masyarakat bersama pemerintah berperan, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga danlingkungannya. Setiap upaya kesehatan harus mampu membangkitkan dan mendorong peranserta masyarakat. Pembangunan kesehatan dilaksanakan berlandaskan pada kepercayaan ataskemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa.
3. Dasar Adil dan MerataDalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperolehderajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang suku, golongan, agama, dan statussocial ekonominya.4. Dasar Pengutamaan dan ManfaatPenyelenggaraan upaya kesehatan bermutu yang mengikuti perkembangan IPTEK, lebihmengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, sertadilaksanakan secara professional, mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi daerah, berhasilguna dan berdaya guna. Upaya kesehatan diarahkan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta diaksanakan dengan penuhtanggung jawab sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (ilmukesehatan masyarakat, syafrudin)  
I.II Isu StrategisSetelah dilakukan analisis situasi kesehatan masyarakat, masalah, kekuatan, kelemahan, peluangdan ancaman maka dapat disimpulkan bahwa isu strategis yang dihadapi adalah.1. Kerjasama Lintas SektorSebagian dari masalah kesehatan adalah merupakan masalah nasional yang tidak dapat terlepasdari berbagai kebijakan dari sector lain sehingga upaya ini harus sacara strategis melibatkansector terkait. Isu utama tersebut adalah bagaimana upaya meningkatkan kerjasama lintas sectoryang lebih efektif karena kerjasama lintas sector dalam pembangunan kesehatan selama inisering kurang berhasil, banyak program nasional yang terkait dengan kesehatan, tetapi padaakhirnya tidak atau kurang berwawasn kesehatan.Pembangunan kesehatan yang dijalankan selama ini hasilnya belum optimal karena kurangnyadukungan lintas sector. Beberapa program-program sektoral yang tidak atau kurang berwawasankesehatan sehingga memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Sebagian darimasalah kesehatan terutama lingkungan dan prilaku berkaitan erat dengan berbagaikebijaksanaan maupun pelaksanaan program disektor lain. Untuk itu diperlukan pendekatanlintas sector yang sangat baik, agar sector terkait dapat selalu mempertimbangkan kesehatanmasyarakat.Demikian pula peningkatan upaya dan manajemen pelayanan kesehatan tidak dapat terlepas dariperan sector-sektor yang membidangi pembiayaan, pemerintahan dan pembangunan daerah,ketenagaan, pendidikan, perdagangan dan social budaya.2. Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatMutu sumber daya manusia kesehatan sangat menentukan keberhasilan upaya serta manajemenkesehatan. Sumber daya kesehatan yang bermutu harus selalu mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang tinggi/mutakhir.Disamping itu mutu sumber daya tenaga kesehatan ditentukan pula oleh nilai-nilai moral yangdianut dan diterapkannya dalam menjalankan tugas. Disadari bahwa sumber daya tenagakesehatan Indonesia yang mengikuti perkembangan IPTEK dan menerapkan nilai-nilai moraletika profesi dalam era pasar bebas sebagai akibat dari globalisasi harus diantisipasi denganmeningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya manusia kesehatan. Hal ini diperlukantidak saja untuk meningkatkan daya saing sector kesehatan, tetapi juga membantu meningkatkandaya saing sector lain. Antara lain peningkatan komoditi eksport bahan makanan dan makanan jadi.Dalam kaitan desentralisasi penyelenggaraan pemerintah, peningkatan kemampuan danprofesionalisme manajer kesehatan ditiap tingkat administrasi merupakan kebutuhan yang sangatmendesak.Pemberdayaan atau kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan sering belum seperti yangdiharapkan. Kemitraan yang setara, terbuka dan saling menguntungkan bagi masing-masingmitra dalam upaya kesehatan menjadi suatu yang sentral untuk upaya pembudayaaan prilakuhidup sehat, penetapan kaidah hidup dan promosi kesehatan.3. Mutu dan Keterjangkauan Pelayanan KesehatanDipandang dari segi fisik persebaran sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun rumahsakit serta sarana kesehatan lainnya termasuk sarana upaya penunjang kesehatan telah dapatdikatakan merata keseluruh pelosok wilayah Indonesia. Namun harus diakui bahwa persebaranfisik tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu pelayanan.Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang  
tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang kesehatan lainnya, proses pemberianpelayanan, dan kompensasi yang diterima serta harapan masyarakat pengguna.Dengan demikian maka peningkatan kualitas fisik serta factor-faktor tersebut diatas merupakanprakondisi yang harus dipenuhi. Selanjutnya proses pemberian pelayanan ditingkatkan melaluipeningkatan pendidikan umum, penyuluhan kesehatan, komunikasi yang baik antara pemberipelayanan dan masyarakat.4. Pengutamaan dan Sumber Daya Pembiayaaan Upaya KesehatanUpaya kesehatan masih kurang mengutamakan pendekatan pemeliharaan dan peningkatankesehatan serta pencegahan penyakit, dan kurang didukung oleh pendekatan sumber dayapembiayaan yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah dan masyarakatmerupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan program pemerintah serta ancaman terhadappencapaian derajat kesehatan yang optimal.Dengan demikian maka diperlukan upaya lebih intensif untuk peningkatan sumber dayapembiayaan dari sector public yang diutamakan untuk kegiatan pemeliharaan dan peningkatankesehatan serta pencegahan penyakit. Sumber daya pembiayaan untuk upaya penyembuhan danpemulihan perlu digali lebih banyak dari antara sumser-sumber yang ada dimasyarakat dandiarahkan agar lebih rasional dan lebih berhasil dan berdaya guna untuk meningkatkan kualitaspelayanan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran langsungmasyarakat digunakan secara kurang efektif dan efisien sebagai akibat dari adanya informasiyang tidak sama antara pemberi pelayanan dan penerima pelayanan (pasien dan keluarganya).Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan system pembiayaan yangbersifat praupaya yang sering dikenal dengan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat(JPKM). Ketersediaan sumber daya yang terbatas, khususnya dosektor public mengharuskanadanya upaya-upaya untuk meningkatkan peran serta sector swasta khususnya dalam upaya yangbersifat penyembuhan dan pemulihan. Upaya tersebut dilakukan melaui pemberdayaan sectorswasta agar mandiri, antara sector public dan swasta sehingga sumber daya yang ada dapatdimanfaatkan secara optimal. (ilmu kesehatan masyarakat, syafrudin)  
tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang kesehatan lainnya, proses pemberianpelayanan, dan kompensasi yang diterima serta harapan masyarakat pengguna.Dengan demikian maka peningkatan kualitas fisik serta factor-faktor tersebut diatas merupakanprakondisi yang harus dipenuhi. Selanjutnya proses pemberian pelayanan ditingkatkan melaluipeningkatan pendidikan umum, penyuluhan kesehatan, komunikasi yang baik antara pemberipelayanan dan masyarakat.4. Pengutamaan dan Sumber Daya Pembiayaaan Upaya KesehatanUpaya kesehatan masih kurang mengutamakan pendekatan pemeliharaan dan peningkatankesehatan serta pencegahan penyakit, dan kurang didukung oleh pendekatan sumber dayapembiayaan yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah dan masyarakatmerupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan program pemerintah serta ancaman terhadappencapaian derajat kesehatan yang optimal.Dengan demikian maka diperlukan upaya lebih intensif untuk peningkatan sumber dayapembiayaan dari sector public yang diutamakan untuk kegiatan pemeliharaan dan peningkatankesehatan serta pencegahan penyakit. Sumber daya pembiayaan untuk upaya penyembuhan danpemulihan perlu digali lebih banyak dari antara sumser-sumber yang ada dimasyarakat dandiarahkan agar lebih rasional dan lebih berhasil dan berdaya guna untuk meningkatkan kualitaspelayanan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran langsungmasyarakat digunakan secara kurang efektif dan efisien sebagai akibat dari adanya informasiyang tidak sama antara pemberi pelayanan dan penerima pelayanan (pasien dan keluarganya).Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan system pembiayaan yangbersifat praupaya yang sering dikenal dengan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat(JPKM). Ketersediaan sumber daya yang terbatas, khususnya dosektor public mengharuskanadanya upaya-upaya untuk meningkatkan peran serta sector swasta khususnya dalam upaya yangbersifat penyembuhan dan pemulihan. Upaya tersebut dilakukan melaui pemberdayaan sectorswasta agar mandiri, antara sector public dan swasta sehingga sumber daya yang ada dapatdimanfaatkan secara optimal. (ilmu kesehatan masyarakat, syafrudin)I.III Visi Dan Misi Pembangunan Kesehatan1. VisiGambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunankesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalamlingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk mengjangkaupelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh republic Indonesia. Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan atauvisi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai :INDONESIA SEHAT 2015Dengan adanya rumsan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalahlingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas daripolusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukimanyang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupanmasyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara danmeningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melinduni diri dari ancamanpenyakit serta berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat
 
mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yangtersedia adalah layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara meratadindonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.2. MisiUntuk dapat mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2015, ditetapkan empat misi pembangunankesehatan sebagai berikut:(1). Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatanKeberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sectorkesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sectorpembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil kotribusi positif tersebut, harus dapat diupayakanmasuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan. Dengan perkataanlain untuk dapat terwujunya INDONESIA SEHAT 2015, para penanggungjawab programpembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakanpembangunannya.Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya pembangunan yang berwawsasankesehatan, adalahseluruh tugas yang berelemen dari system kesehatan untuk berperan sebagai penggerak utamapembanguanan nasional berwawasan.(2). Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehatKesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah danswasta. Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakatuntuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku yangsehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapat pelayanan kesehatan yangbermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satuupaya kesehatan pokok atau misi sector kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakatuntuk hidup sehat.(3).Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkauMemelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkaumengandung makna bahwa salah satu tanggungjawab sector kesehatan adalah menjamintersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu,merata dan terjangkau oleh masyarakat.Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada ditangan pemerintah, melainkanmengikutsertakan sebesar-besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat dan berbagai potensiswasta.(4).Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat besertalingkungannyaMemelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat besertalingkungannya mengandyng makna bahwa tugas utama sector kesehatan adalah memelihara danmeningkatkan kesehatan segenap warga negaranya, yakni setiap individu,keluarga danmasyarakat Indonesia, tanpa meninggakan upaya menyembuhkan penyakit atau memulihkankesehatan penderita. Untuk terselenggaranya tugas ini penyelenggaraan upaya kesehatan yangharus diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative. Agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga danmasyarakat diperlukan pula terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu tugas-tugaspenyehatan lingkungan harus pula lebih dprioritaskan. (ilmu kesehatan masyarakat, syafrudin)
 
I.IV Arah tujuan dan sasaran serta kebijakan pembangunan kesehatan1. Tujuan Kebijakan pembangunan KesehatanMillennium Development Goals (MDGs) merupakan sebuah paket berisi tujuan yangmempunyai batas waktu dan target terukur untuk menanggulangi kemiskinan, kelaparan,pendidikan, diskriminasi perempuan, kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit, danperbaikan kualitas lingkungan. Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September2000 menyetujui agar semua negara:1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrimTarget untuk 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari1 dolar AS sehari dan mengalami kelaparan.2. Pemerataan pendidikan dasarTarget untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak , baik laki-laki dan perempuan mendapatkandan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuanTarget 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasardan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.4. Mengurangi tingkat kematian anak Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun5. Meningkatkan kesehatan ibuTarget untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnyaTarget untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria danpenyakit berat lainnya.7. Menjamin daya dukung lingkungan hidupTarget:o Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiapnegara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungano Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehato Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalamkehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunanTarget:o Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkanaturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahanyang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional daninternasional.o Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhankhusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan kuota untuk ekspor mereka, meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskinyang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunanresmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.o Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negaraberkembang.o Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui  
pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.o Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum mudao Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yangterjangkau dalam negara berkembango Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dariteknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi. (Wikipedia)2. Sasaran pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah :a. Perilaku hidup sehatMeningkatnya secara bermakna jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri dan melahirkanditolonh oleh tenaga kesehatan, jumlah bayi yang memperoleh imunisasi lengkap, jumlah yangmemperoleh ASI eksklusif, jumlah anak balita yang ditimbang setiap bulan, jumlah pasanganusia subur (PUS), peserta keluarga berencana (KB), jumlah penduduk dengan makan dengan giziseimbang, jumlah penduduk yang memperoleh air bersih, jumlah penduduk buang air besardijamban, jumlah pemukiman bebas vector dan rodent, jumlah rumah yang mempunyai syaratkesehatan, jumlah penduduk berolahraga, dan istirahat teratur, jumlah keluarga dengankomunikasi internal dan eksternal, jumlah keluarga yang menjalankan ajaran agama dengan baik, jumlah penduduk yang tidak merokok dan tidak minum-minuman keras, jumlah penduduk yangtidak berhubungan seks diluar nikah serta jumlah penduduk yang menjadi peserta JPKM.b. Lingkunan sehatMeningkatnya secara bermakna jumlah wilayah/kawasa sehat, tempat-tempat umu sehat, tempatpariwisata sehat, tempat kerja sehat, rumah dan banguna sehat, sarana sanitasi, sarana airminum,sarana pembungan limbah, serta berbagai standard an peraturan perundang-undanganyang mendukung terwujudnya lingkungan sehat.c. Upaya kesehatanMeningkatkan secara bermakna jumlah sarana kesehatan yang bermutu, jangkauan dan cakupanpelayanan kesehatan, penggunaan obat generik dalam pelayanan kesehatan, penggunaan obatsecara rasional, memanfaatkan pelayanan promotif dan preventif, biaya kesehatan yang dikelolasecara efisien, serta ketersediaan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.d. Manajemen pembangunan kesehatanMeningkatnya secara bermakna system informasi pembangunan kesehatan, kemampuan daerahdalam pelaksanaan desentralisasi, pembangunan kesehatan, kepemimpinan dan manajemenkesehatan, peraturan perundang-undangan yang mendukung pembangunan kesehatan, kerjasamalintas program dan sektor.e. Derajat kesehatanMeningkatnya secara bermakna umur harapan hidup, menurunya angka kematian ibu dan bayi,menurunnya angka kesakitan beberapa penyakit penting, menurunya angka kecacatan danketergantungan serta meningkatnya status gizi masyarakat, menurunya angka infertilitas.3. KebijakanUntuk dapat mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan melandaskan pada dasar-dasartersebut diatas, maka penyelenggaraan tersebut diatas, maka penyelenggaraan upaya kesehatanperlu memperhatikan kebijakan umum yang dikelompokkan sebagai berikut:a. Meningkatkan kerjasama lintas sectorUntuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan, kerjasama lintas sector
 
merupakan hal yang utama, dan karena itu perlu digalang serta mantapkan secara seksama,sosialisasi masalah-masalah kesehatan kepada sector lain perlu dilakukan secara intensif danberkala. Kerjasama lintas sector haus mencakup pada tahap perencanaan, pelaksanaan danpenilaian serta melandaskan dengan seksama pada dasar-dasar pembangunan kesehatan.b. Peningkatan perilaku, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan swastaMasyarakat dan swasta peru berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Dalamkaitan ini perilaku hidup manusia sejak usia dini melalui berbagai kegiatan-kegiatan penyuluhandan pendidikan kesehatan, sehingga menjadi bagian dari norma hidup dan budaya masyarakatdalam rangka meningkatkan kesadaran dan kemandirian untuk hidup sehat. Peran masyarakatdalam pembangunan kesehatan terutama melalui penerapan konsep pembangunan kesehatanmasyarakat tetap didorong atau bahkan dikembangkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhanserta kesinambungan upaya kesehatan.c. Peningkatan kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan perlu diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan,lingkungan yang sehat, yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakankesehatan dan keselamatan hidup manusia. Upaya ini perlu untuk meningkatkan kemauan dankemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan pembangunan berwawasankesehatan.Kesehatan lingkungan pemukiman, tempat kerja dan tempat-tempat umum serta tempatpariwisata ditingkatkan melalui penyediaan serta pengawasan mutu air yang memenuhipersyaratan terutama perpipaan, penerbitan tempat pembuangan sampah, penyediaan saranapembuangan air limbah serta berbagai sarana sanitasi lingkunan lainnya. Kualitas air, udara dantanah ditingkatkan untuk menjamin hidup sehat dan produktif sehingga masyarakat terhindar darikeadaan yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Untuk itu diperlukan peningkatan danperbaikan peraturan perundang-undangan, pendidikan lingkungan sehat sejak dari usia mudaserta pembakuan standar lingkungan.d. Peningkatan upaya kesehatanPenyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, danberkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhanpenyakit dan pemulihan kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan kemanusiaan dandarurat atau krisis. Selanjutnya, pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan perluterus menerus diupayakan. Dalam rangka mempertahankan status kesehatan masyarakat selamakrisis ekonomi, upaya kesehatan diprioritaskan untuk mengatasi dampak krisis disamping tetapmempertahankan peningkatan pembangunan kesehatan. Perhatian khusus dalam mengatasidampak krisis diberikan kepada kelompok berisiko dari keluarga-keluarga miskin agar derajatkesehatannya tidak memburuk dan tetap hidup produktif. Pemerintah bertanggungjawab terhadapbiaya pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin.Setelah melewati krisis ekonomi status kesehatan masyarakat diusahakan ditingkatkan melauipencegahan dan pengurangan morbiditas, mortalitas dan kecacatan dalam masyarakat terutamapada bayi, anak balita, dan wanita hamil, melahirkan dan masa nifas, melalui upaya peningkatan(promosi) hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan serta pengobatanpenyakit dan rehabilitasi. Prioritas utama diberikan kepada penanggulangan penyakit menulardan wabah cenderung meningkat.e. Peningkatan sumber daya kesehatanPeningkatan tenaga kesehatan harus menunjang seluruh upaya pembangunan kesehatan dandiarahkan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang ahli dan terampil sesuai pengembangan  
ilmu dan tekhnologi, beriamn dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, seta berpegang teguhpada pengabdian bangsa dan Negara dan etika prfesi. Pengembangan tenaga kesehatan bertujuanuntuk meningkatkan pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah serta mututenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang mampu melaksanakan pembangunankesehatan. Dalam perencanaan tenaga kesehatan perlu diutamakan penentuan kebutuhan tenagadi berbagai Negara diluar negri dalam rangka globalisasi. Jaminan Pemeliharaan KesehatanMasyarakat (JPKM), yakni cara pelayanan kesehatan melaui pembayaran secara praupayadikembangkan terus untuk menjamin terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang lebihmerata dan bermutu dengan raga yang terkendali. JPKM diselenggarakan sebagai upaya bersamaantara masyarakat, swasta, dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan biaya pelayanankesehatan yang terus meningkat.Tarif pelayanan kesehatan perlu disesuaikan atas dasar nilai jasadan barang yang diterima oleh anggot masyarakat yang memperoleh pelayanan. Masyarakatyang tidak mampu akan dibantu melalui system JPKM yang disubsidi oleh pemerintahbersamaan dengan itu dikembangkan pula asuransi sebagai pelengkap / pendamping JPKM.Pengembangan asuransi kesehatan berada dibawah pembinaan pemerintah dan asosiasiperansuran. Secara bertahap puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah akan dikelola secaraswadana.f. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatanKebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan terutama melaluipeningkatan secara strategis dalam kerja sama antara sektor kesehatan dan sektor lain yangterkait, dan antara berbagai program kesehatan serta antara para pelaku dalam pembangunankesehatan sendiri. Manajemen upaya kesehatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,pengendalian dan penilaian diselengarakan secara sistematik untuk menjamin upaya kesehatanyang terpadu dan menyeluruh. Manajemen terebut didukung oleh system informasi yang handalguna menghasilkan pengambilan keputusan dan cara kerja yang efisien. System informasitersebut dikembangkan secara komprehensif diberbagai tingkat administrasi kesehatan sebagaibagian dari pengembangan administrasi modern. Organisasi departemen kesehatan perludisesuaikan kembali dengan fungsi – fungsi : regulasi, perencanaan nasional, pembinaan danpengawasan.g. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatanPenelitian dan pengembangan dibidan kesehatan akan terus dikembangkan secara terarah danbertahap dalam rangka menunjang upaya kesehatan, utamanya untuk mendukung perumusankebijaksanaan, membantu memecahkan masalah kesehatan dan mengatasi kendala didalampelaksanaan program kesehatan. Penelitian dan pengembangan kesehatan akan terusdikembangkan melalui jaringan kemitraan dan di desentralisasikan sehingga menjadi bagianpenting dari pembanguna kesehatan daerah.Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong untuk meningkatkan pelayanankesehatan, gizi, pendayagunan obat, pengembangan obat asli Indonesia, pemberantasan penyakitdan perbaikan lingkungan. Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi kesehatan dikembangkanunutuk mengoptimalkan pemanfaatan pebiayaan kesehatan dari pemerintah dan swasta, sertameningkatkan kontribusi pemerintah dalam pembiayaan kesehatan yang masih terbatas.h. Peningkatan lingkungan sosial budayaSelain berpengaruh positif globalisai juga menimbulkan perubahan sosial dan budaya masyarakatyang dapat berpengaruh negative terhadap pembanunan kesehatan untuk itu sangat diperlukanpeningkatan kesehatan social dan budaya masyarakat melalui penungkatan sosio- ekonomimasyarakat, sehingga dapat mengambil manfaat yang sebesar – besarnya sekaligus meminimalkan dampak negative dari globalisasi. (ilmu kesehatan masyarakat, syafrudin)I.V Paradigma SehatMasalah kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut berbagai aspek kehidupan. Masalahkesehatan masyarakat, dapat dipandang sebagai problem akibat dari berbagai kebijakan ataukodisi masyarakat. Sebaliknya masalah kesehatan sebagai salah satu unsure kualitas sumber dayamanusia, merupakan penentu berbagai kebijakan pembangunan.Sebagai akibat dari berbagai kondisi dan kebijakan, derajat kesehatan masyarakat pada suatuwilayah atau kawasan, dipengaruhi oleh berbagai variabel anatara lainnya: upaya pembangunannon kesehatan dan atau kondisi lingkungan social kemasyarakatan baik negative maupun bersifatkondusif bagi terciptanya status kesehatan masyarakat, seperti berbagai kebijakan sosia ekonomi,kebijakan social politik,pemeiharaan keamanan, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan,kebijakan social budaya serta melibatkan hampir selurh sector yang ada dinegara kita. (DepkesRI hal: 1-5)I.VI ProfesionalismePelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan berbagai kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai norma dan etika. Untuk itu akan ditetapkanstandar kompetensi, akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan kualitas lainnya.I.VII Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)Untuk menetapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu digalang peran sertamasyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam pembiyaan. JPKM pada dasarnya merupakanpenataan system pembiayaan kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula untuk mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.I.VIII DesentralisasiUntuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan harusberangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah. Untuk itu wewenang yanglebih besar didelegasikan kepada daerah untuk mengatur system pemerintah dan rumah tanggasendiri, termasuk dibidang kesehatan. (ilmu kesehatan masyarakat, syafrudin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar